Jumat, 17 Maret 2017

Shohifah As Sajjaad Doa dalam sajak

Dalam khazanah Islam klasik (juga mungkin di Kristen, Yahudi, dll), ada genre sastra yg sekarang mungkin sudah punah.
Yaitu jenis sastra (belles lettres) yg berkenaan dg doa dan permohonan kepada Tuhan yg ditulis dg indah sekali. Genre ini sekarang sudah jarang.
Dalam Islam, ada sejumlah karya klasik yg memuat kumpulan doa-doa indah, diekspresikan secara​ literer dalam ungkapan yg mengharukan.
Salah satu karya semacam itu adalah Al-Sahifah Al-Sajjadiyyah.
Al-Sahifah Al-Sajjadiyyah adalah kumpulan doa indah yg digubah oleh cucu Sayyidina Ali, khalifah ke-4. Yaitu Ali Zainal Abidin al-Sajjad.
Ali Zainal Abidin mendapatkan julukan terkenal "al-sajjad" karena ibadahnya dan sujudnya. Al-Sajjad: orang yg banyak bersujud kepada Tuhan.
Sayyidina Ali, khalifah ke-4, juga menggubah doa2 indah yg dikumpulkan dalam sebuah buku yg dikenal dengan "Al-Sahifah Al-'Alawiyyah".
Di kalangan umat Islam Jawa dan Melayu, juga dikenal doa-doa populer yg tak kalah indah dilihat dari sudut literer. Misalnya doa Kanzul 'Arsy. Atau Doa 'Akasyah yg populer jg di pesantren Jawa. Akasyah ibn Muhassan adalah sahabat Nabi.
"Munajat" atau doa-soliter yg digubah oleh Sayyidina Ali dlm bentuk syair. Indah sekali. Diambil dari Al-Sahifah Al-Alawiyyah.
Genre doa indah ini sekarang sudah nyaris punah sbg "a living literary genre". Apakah orang sekarang tak bisa lg berdoa sg indah?
Membaca doa yg indah bisa menjadi cara untuk membangun "spiritual ambiance" yg tepat untuk meditasi.
Al-Sahifah Al-Sajjadiyyah, koleksi doa2 indah dari cucu Imam Ali ibn Abi Thalib ini, kerap dikenal di Barat sbg "The Psalms of Islam".
Membaca doa2 dlm Al-Sahifah Al-Sajjadiyyah memang mengingatkan kita pada madah2 indah dlm Kitab Mazmur (Perjanjian Lama).
Al-Sahifah Al-Sajjadiyyah diterjemahkan ke dalam bhs Inggris oleh William Chittick (salah seorang otoritas modern dlm mistik Ibn 'Arabi)
Salah satu contoh munajat Ali Zainal Abidin al-Sajjad. Satu dari lima belas munajat beliau yg termuat dlm Al-Sahifah Al-Sajjadiyyah adalah seperti contoh dibawah ini

Semoga menambah wawasan anda dan bermanfaat

Disadur dari Kultwit @ulil

KH Sa'id Aqil : Manaqib KH Hasyim Muzadi

Kita kembali kehilangan salah satu tokoh terbaik, KH Ahmad Hasyim Muzadi adalah sosok panutan yang telah banyak meninggalkan uswah hasanah.
Dedikasinya utk NU sangat luar biasa & tak pernah surut. Kiai Hasyim adl sosok tokoh NU, yang berkhidmah mulai tingkat ranting hingga PBNU
Kematangan organisasi, pengabdian sekaligus kepemimpinan Kiai Hasyim Muzadi tidak diragukan lagi.
Saya menyaksikan sendiri bagaimana kiprah dan dedikasi beliau ketika mengayomi umat, mendampingi warga nahdliyyin & mengurus Nahdlatul Ulama
Kiai Hasyim Muzadi, bagi saya tidak sekedar sosok pemimpin, tapi menjadi sahabat yang baik.
Saya sepuluh tahun mendampingi beliau, ketika berkhidmat sebagai Ketua PBNU. Ketika itu, Kiai Hasyim menjadi Ketua Umum PBNU.
Terlebih lagi beliau meneruskan tongkat estafet kepemimpinan NU dari Gus Dur, itu bukan perkara mudah, namun dapat beliau lalui dgn baik.
Pada masa kepemimpinan beliau, saya sering bertugas untuk medampingi atau mewakili beliau, khususnya di negara-negara Timur Tengah.


Pergaulan beliau sangat luas dan luwes. Kiai Hasyim bukan hanya milik nahdliyyin saja, namun juga aset bangsa ini, bahkan dunia.
Ulama dari berbagai negara mengenal baik Kiai Hasyim karena diplomasinya membawa misi NU.
Sampai sekarang, saya masih ingat betul teladan, gagasan dan tindakan beliau semasa menjadi Ketua Umum PBNU.
Hubungan dgn Kiai Hasyim tidak sekedar interaksi organisasi, namun persahabatan yang tulus & pengabdian ikhlas untuk negeri ini.
Semoga Kiai Hasyim Muzadi mendapatkan maghfirah dan lempang jalan cahaya menuju Allah Subhanahu wa Ta'ala. Alfatihah.


Di salin dr Twitter @saidaqil oleh @alidhody

Kamis, 16 Maret 2017

Manaqib KH Hasyim Muzadi

Kiai Hasyim Muzadi dalam Memori Gus Yusuf

Beliau adalah kiai yg sangat dekat dengan Umat , Kiai yg slalu mejang agar yg muda, mau sabar, telaten berproses :
" Ben Mateng tenan, ora mung karbitan" wejang nya
" Kiai itu bikin mudah bahasa yg sulit, bukan bikin sulit sesuatu yg mudah biar kelihatan ilmiah." Dawuh Beliau juga yg ahli olah kata.

ceramahnya yg sejuk, renyah kadang menggigit dg joke2 khas pesantren menjadikan dakwah politik jauh dr kesan menakutkan.

"Lumayan Opo di atas lumayan  ? "pertanya'an yg muncul setiap  selesai ceramah

Beliau paripurna dalam pengabdian pada NU, mulai ranting hingga PBNU di jalani dg keikhlasan,
"seminggu gak pethuk bojo, iso neye'ng aku "
Usia tidak menghalangi semangatnya, seperti saat muter jateng di awal 2014, selama seminggu tanpa henti , Menurut Gus Yusuf yang setia ndereaken saat itu

Dg runtut mengurai sejarah politik kebangsaan NU sejak Pra Kemerdekaan, sejak ndorong "mobil" hingga punya partai sendiri , Dinamika politik di hadapi dg senyum.
Salah satu statement nya yang melegenda:
"utk ke masjid meski hrs lewat comberan jalani, di ujung nanti kan bisa cuci kaki " Dawuh Beliau sambil senyum ke pak Mahfudz MD , sebagai Gambaran simpel tentang politik yg beliau jalani, penuh dg warna fokus ke tujuan meski berliku tdk putus asa , tetap senyum.
" sak nakal2 le anak, tdk mungkin lari bila di jewer" Sambil tiada henti ngingetin PKB agar jangan ninggal pendukungnya," isok kualat "

"karna mayoritas pemilih PKB mustadafin dan kiai santri yg tiap malam munajat, kalo di sakiti Malati, nek di jaga mberkahi "

Itu bbrp nasihat Beliau yg masih terngiang, sbg penutup slalu dawuh "di ahir umur saya , ijinkan saya melihat PKB besar NU Jaya "

Lahul Fatihah

Sumber Twit @yusuf_ch Dangan Hestek #maturnuwunKiai di ulang 11 Kali